Once upon a time my husband told me this story.
Suatu hari ada seorang anak buahnya di lapangan yang bilang gini.entah cerita apa pada awalnya pokoknya pada akhirnya nyantol ke soal “janda”
Dia bilang gini ..”wah, kalo saya maaf – maaf aja harus nikah sama janda. “
Bertanyalah gw ,” Aktivitas istrinya apa?”..
“nothing”
Pertanyaan gw sich cuma itu aja. Kalau orang bisa berpikiran pendek mengenai status janda hanya dari kalimat “janda” saja maka banyak juga orang yang berpikiran pendek mengenai “nothing”.
Seorang ibu di daerah Lido, Jawa Barat membantu ekonomi keluarganya dengan membuka kantin yang Alhamdulillah cukup ramai. Anaknya 4 sekolah semua. Suatu hari suaminya meninggal bareng sama laki gw karena kecelakaan pesawat (meninggal koq bareng???). Beruntungnya dia sudah memiliki aktivitas yang bisa continue untuk menghidupi keluarganya. Sampai sekarang ibu itu masih membuka kantin di sana dan 2 anaknya sudah lulus..(Tuhan berkati ya, Bu)
Menyandang predikat “janda” di
Sama halnya seperti kalimat “merebut suami orang” lebih enak diucapkan daripada “merebut istri orang”..padahal lebih dari 50% adalah sebaliknya maksudnya disini pria lebih dominan berperan mengapa dirinya menjadi bahan rebutan..(hampir mirip sama minyak curah dong??)
Gw janda. Sumpah emang ga enak. Enaknya untung gw keren …..*siul- siul*. Mudah – mudahan gw ga “merebut suami orang”….*batuk*
Kelanjutan cerita diatas sekarang si ABH (Anak Buah Husband) itu dipenjara soalnya dia menggelapkan barang perusahaan...wah kemana aja istrinya yang pasti "ga janda" itu sampai mau belanja dari uang gelap (maksudnya uang yang udah lecek banget sampe ga kebaca lagi nominalnya)...or at least ngasih tau husbandnya kek kalo itu ga lucu...khan emang ga lucu ngambil barang yang bukan miliknya.
lucuan juga jadi janda..ya ga, kakak??