(For GetAway! Magazine August'14 Issue)
Bosan liburan dengan menginap di
kamar hotel? Cobalah anda terbang ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah dan
sesampainya di kota Kumai sewalah klotok atau perahu local yang banyak
bersandar di pelabuhan. Berlayarlah menyusuri sungai Sekonyer menuju Tanjung
Puting.
Tanjung Puting atau yang lebih
dikenal dengan Taman National Tanjung Puting merupakan tempat penelitian dan
perlindungan khususnya bagi orangutan (Pongo pygmaeus) dan Bekantan
(Nasalis larvatus). Pada masa pemerintahan Belanda area ini awalnya
adalah merupakan cagar alam dan suaka margastwa dengan luas 305.000 ha yang
selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Kehutanan di tahun 1984 menjadi Taman Nasional
dan luasnya menjadi 415.040ha. Taman National ini ditetapkan oleh UNESCO
sebagai paru-paru dunia dan merupakan konservasi yang penting untuk melindungi
binatang langka.
Untuk mencapai Taman Nasional
Tanjung Puting, angkutan yang umum digunakan adalah ‘klotok’. Sebuah perahu
tradisional bermotor berukuran sekitar 3m x 12m dan terdiri dari dua geladak. Geladak atas di fungsikan sebagai geladak
utama yang dihuni penumpang atau wisatawan. Merupakan kabin terbuka yang
disiang hari merupakan tempat bersantai menikmati perjalanan sepanjang sungai
Sekonyer dan dimalam hari berubah fungsi menjadi ruang tidur terbuka
diselubungi kelambu dan beratapkan langit . Geladak dasar digunakan oleh
kapten, awak klotok, juru masak dan pemandu. Sedangkan geladak utama (atas)
dihuni oleh penumpang atau wisatawan. Seluruh kegiatan seperti makan, mandi , tidur
semua dilakukan di atas Klotok yang selama dua hari menjadi rumah bagi kami.
Klotok yang kami sewa bertolak
dari dermaga Kumai membelah Sungai Sekonyer, yang merupakan gerbang ke Taman
Nasional Tanjung Puting. Sungai Sekonyer merupakan pemisah antara zona hutan
penyangga di sebelah kiri dengan hutan bagian taman nasional.
Menikmati sungai Sekonyer diatas
klotok yang melaju perlahan anda akan mengalami sebuah petualangan yang berbeda
tentunya. Kumpulan Kera ekor panjang bergelantungan dipepohonan dan saling
memandang ke arah kita, burung-burung yang beterbangan bebas di alamnya, dan
bahkan jika beruntung satu dua ekor buaya akan terlihat sedang berjemur di
pinggir sungai.
Lalu kapan bertemu dengan orangutan? Ada tiga camp
tempat melihat orangutan yaitu Tanjung Harapan, Pondok Tanggui dan Camp Leaky.
Pada jam-jam tertentu orangutan itu akan di beri makan atau yang disebut
feeding time. Seorang ranger akan datang membawakan makanan berupa buah-buahan
dan susu dan meletakannya di sebuah platform feeding dan kemudian memanggil
orangutan. Jangan kaget kalau tiba-tiba muncul orangutan bergelayutan dari atas
kepala kita.
Yang paling penting untuk dicatat dalam kunjungan
kesini adalah ketika sedang tidak musim buah. Orangutan akan lebih sulit
dijumpai pada saat ini karena mereka akan lebih menyukai tinggal jauh didalam
hutan dengan mengkonsumsi buah-buahan yang tumbuh liar.
Selain difungsikan sebagai tempat
feeding, Camp-camp tersebut juga merupakan merupakan tempat merehabilitasi
orangutan sebelum mereka dilepas ke alam liar. Contohnya Camp Leakey yang
berada paling jauh, rehabilitasi yang sudah ada sejak tahun 1971 dan didirikan
oleh Dr. Birute Galdikas ini dikhususkan untuk orangutan yang masih sangat liar
dari mereka bayi hingga usia 3 tahun.
Banyak yang bisa di pelajari
ketika berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting. Tentang riwayat orangutan, cara hidup dan
perilaku hewan primata yang DNA nya hampir sama dengan manusia ini termasuk
jenis makanan yang mereka konsums hingga teguran yang mengingatkan kita akan
kepunahan mereka akibat adanya pembalakan hutan liar yang susah di cegah dan
kolerasinya dengan kebutuhan manusia akan kayu dan yang sekarang marak terjadi
adalah perubahan hutan alami menjadi lahan penanaman kelapa sawit.
Dalam gelap dan sunyinya hutan
borneo yang menjadi paru-paru dunia ini, perahu di tambatkan di pinggir sungai.
Berhias bintang dan cahaya ribuan kunang-kunang, inilah satu-satunya homestay
yang tidak punya pesaing. Belum lagi keesokan paginya anda akan di bangunkan
oleh alarm berupa suara burung-burung dan jeritan keluarga bekantan sebagai morning greetings.
Tunggu apa lagi? Just Go Pack
selagi masih bisa melihat orangutan hidup bebas di alamnya!
INFO
· Transportasi & Akomodasi
Jakarta –
Pangkalan Bun : Trigana Air http://www.trigana-air.com/
Harga tiket
mulai dari 600rb-an oneway
Sewa Klotok ,
penjemputan bandara & penginapan hubungi
Pak Majid 085248590487
Rimba Ecolodge http://rimbaecolodge.com/
·
River Cruise bisa dilakukan per paket mulai dari
1 hari hingga 4 hari.
Tips
T
TIPS :
- Sebaiknya dilakukan berkelompok untuk lebih menghemat biaya sewa boat
- Jangan lupa membawa obat anti nyamuk, tissue basah dan jaket tertama bagi yang ingin bermalam disepanjang sungai.
- Sepatu hiking atau sandal gunung yang nyaman
- Obat-obatan dan keperluan pribadi lainnya karena hampir ¾ perjalanan adalah menyusuri sungai
- Disarankan tidak perlu membawa terlalu banyak gadget, selain koneksi yang tidak begitu bagus pasokan listrik juga perlu penghematan atau bahkan mungin sama sekali tidak ada.
- Bawalah snack karena di kapal hanya menyediakan main course dan coffe break.
No comments:
Post a Comment