(For GetAway! Magazine, September'13)
Tak pernah ada kata berhenti untuk menyaksikan keindahan pantai di Indonesia. Salah satunya adalah Teluk Kiluan yang berada di barat daya Kota Lampung, tepatnya di Kabupaten Tanggamus Kecamatan Kelumbayan. Untuk menuju Desa Kiluan yang berjarak sekitar 90km dari Bandar Lampung memang tidak mudah. Jalan tidak beraspal, berbatu dan berkelok-kelok naik turun bukit adalah kenyataan yang harus di lalui jika ingin mengunjungi Kiluan.
Karena sampai
saat ini belum ada angkutan umum untuk menuju Kiluan sebenarnya cara yang paling
simple adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi, dan tentunya tidak
disarankan jenis sedan. Yang saya lakukan bersama teman- teman kemarin adalah
menyewa kendaraan. Setelah menempuh perjalanan dengan menyeberang Selat Sunda
selama 2 jam dari pelabuhan Merak Banten, kami tiba di Pelabuhan Bakauheni Lampung
dan perjalanan di mulai dengan menyusuri pesisir pantai di barat daya kota
Lampung menuju Teluk Betung hingga tiba di Pantai Cermin. Dari Bandar Lampung ke
Pantai Cermin memakan waktu kira- kira 2 jam. Bersiap- siaplah untuk off road
dari sini sampai Desa Bawang yang
merupakan gerbang menuju Teluk Kiluan. Beberapa petunjuk jalan sering kali kita jumpai. Anggap saja itu sebagai penghiburan bahwa sebentar lagi kita
akan sampai. Pemandangan sepanjang jalan cukup bervariasi, mulai dari
perkampungan dengan rumah panggung, hamparan sawah dan beberapa tambak udang
dan ikan.
Sedikitnya
setelah 4 jam akhirnya kami melihat juga
gapura bertuliskan “ Selamat Datang di Teluk Kiluan” dengan latar belakang Teluk Kiluan dan Pulau Kiluan.
Aroma laut mulai tercium. Memasuki Desa
Kiluan Negeri sebagai desa terakhir untuk menuju Pulau Kiluan yang terletak di
tengah teluk, saya agak sedikit heran melihat banyaknya sesaji dan beberapa bangunan pura.
“ 40 Kepala Keluarga disini beragama Hindu. Dan
mereka semua adalah keturunan dari
pendatang asli pertama di desa ini ” Pak Kadek, yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Desa
menjelaskan. Pak Kadek sendiri berdarah Bali dan kami menjadikan rumahnya
sebagai tempat tinggal walaupun kami lihat ada sebuah cottage di ujung pantai .
Baru pada tahun 2007 desa ini mengalami pemekaran sehingga infrastuktur dan
fasilitas umum masih sangat minim. Beberapa rumah penduduk menggunakan generator.
Walaupun dengan kondisi yang serba minim ini namun tak membendung keinginan
para pelancong untuk mengunjungi Teluk Kiluan.
Selain panorama
alam yang mengesankan, hampir setiap pagi hari kawanan lumba-lumba beratraksi
di teluk ini. Ya, Teluk Kiluan tercatat
sebagai tempat habitat lumba- lumba
terbesar bukan hanya di Indonesia namun
di dunia. Sementara ini tercatat ada dua
jenis lumba-lumba yang terdapat di perairan Teluk Kiluan yaitu Turpiops
Truncatus atau lumba-lumba kepala botol. Ini adalah jenis lumba-lumba
yang sering mengawal perahu nelayan. Jenis
lainnya adalah Stenella Longirostris yang sering membuat gerakan melompat di
udara dan sering di sebut Spinner Dholpin.
Karena
lumba-lumba hanya muncul di pagi hari maka keesokan harinya kami sudah siap
dengan jaket pelampung. Deretan cadik ( jukung) , perahu traditional yang
ditempeli motor, berjejer rapi di tepi pantai siap mengantar kami ke tengah laut. Jukung ini
hanya muat menampung 4 orang termasuk pengemudi dengan membayar Rp.250.000/kapal.
Laut yang tenang
adalah yang disukai lumba-lumba yang hidup berkelompok. Perahu diarahkan ke
tengah samudera luas dan tidak beberapa lama terlihat puluhan lumba-lumba mulai
bermunculan seolah menyambut kami. Excited, mungkin itu rasanya ketika melihat mereka
bergerak lincah dan menari di samping perahu. Mereka tampak begitu
menggemaskan.
Waktu terbaik
untuk mengunjungi Kiluan adalah pada saat musim kemarau. Perairan yang hangat
menjadikan teluk ini sebagai jalur migrasi kawanan lumba-lumba ke Samudera Hindia.
Namun tidak perlu berkecil hati kalau
kita tidak bisa menemui lumba-lumba karena kita masih bisa menikmati pasir
putih di Pulau Kiluan yang terletak di
tengah teluk. Dari Desa Kiluan kita bisa menggunakan Taxi Jukung untuk
menyeberang dengan membayar Rp.10.000/org. Pulau yang dikenal juga dengan nama
Pulau Kelapa ini memiliki pasir putih alami. Airnya
berwarna hijau kebiruan dengan banyak terumbu karang, bintang laut dan berbagai
ikan hias. Snorkeling menjadi wajib hukumnya untuk menikmati semua keindahan
itu. Di Pulau Kiluan sendiri terdapat
sebuah cottage dengan beberapa kamar yang bisa ditempati 4- 5 orang/ kamarnya
dengan biaya sebesar Rp. 200.000/kamar. Ingin menikmati tidur di bawah langit
penuh bintang? Tidak usah khawatir. Kita bisa mendirikan tenda di pulau ini
dengan membayar restribusi sebesar Rp. 60.000.
Semua perjuangan
untuk mencapai salah satu pelosok di negeri ini terbayar dengan eksotisme Teluk
Kiluan yang mempesona. Dan tak
henti-hentinya saya bersyukur memiliki negeri yang indah ini.
Akomodasi:
Cottage di Desa
Kiluan, Pak Sarmin (081272283879) harga sewa Rp.300.000/malam, menyediakan
makan dengan biaya Rp.15.000/1x makan
Cottage di Pulau
Kiluan , Pak Choiril Anwar ( 081377695200)
Pak Dirham :
081369991340/ bang_dir@yahoo.com juga melayani pengantaran ke Teluk Kiluan
dengan kendaraan ELF berkapasitas 10 orang, biaya Rp. 600.000,-
-----0000-----
No comments:
Post a Comment