(For GetAway!Magazine, Dec'13 issue)
‘ People sometimes think only
travelling abroad is what counts, but you can do so many local travels
unforgetable’. Seperti
saya, cukup pulang kampung saja.
“Lagi
liburan ke luar negeri ya? “ begitu komentar teman ketika saya mengupload sebuah
foto di jejaring social. Saya hanya tertawa karena foto yang saya unggah itu
tidak lain cuma berada sekitar 16 km atau 30 menit saja dari rumah saya di kampung
halaman Sukabumi.
Apa
sih istimewanya danau ini?. Tiap kali pulang kampung pasti saya selalu
menyempatkan diri datang kesini belum lagi harus bangun ketika hari masih gelap
dan sambil menahan dingin yang menusuk berjalan naik turun menyusuri hutan. Tentu
saja karena jiwa saya telah terpikat dengan suasana pagi disini. Deretan pohon-
pohon cemara dan agathis berjajar rapi menjulang tinggi di sepanjang danau yang
masih berselimut kabut. Seiring dengan terbitnya matahari perlahan kabut putih
akan bergerak naik ke atas lalu sinar matahari akan menerobos dari sela-sela
pepohonan. Bayang-bayang pepohonan mulai muncul di permukaan danau seolah
mereka sedang bercermin menyambut pagi. Terkadang
seorang nelayan yang sedang menebar jala diatas rakit melintas, berlatar
belakang hutan diselimuti kabut dan guratan sinar mentari pagi bak lukisan alam
yang seringkali membuat rasa haru
merambat. Ditambah suara burung – burung yang mulai berkicau siapa yang rela
kehilangan moment ini.
Orang
mengenalnya sebagai Telaga Situ Gunung. Terletak di kaki gunung Pangrango dengan
luas kurang lebih 100ha dan masuk wilayah Desa Kadudampit Kabupaten Sukabumi, kawasan ini termasuk wilayah pelestarian alam
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Menurut legenda, telaga ini dibuat pada
tahun 1817 oleh seorang pejuang keturunan keluarga kerajaan Mataram yaitu
Rangga Jagad Syahdana atau lebih dikenal
dengan nama ‘Mbah Jalun” yang berulang kali melakukan perlawanan terhadap
belanda dengan berpindah-pindah dan akhirnya
menetap di Cisaat Sukabumi .
Di kawasan ini juga terdapat camping area yang dikelola secara maksimal sehingga tidak menyusahkan buat mereka yang ingin menikmati pemandangan telaga dari pagi hari. Menjelang siang kawasan ini mulai ramai dikunjungi wisatawan. Mereka menikmati suasana danau sambil naik perahu atau sampan. Setelah menikmati panorama pagi di Situ Gunung, biasanya saya akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke pedesaan sambil menikmati hijaunya pemandangan dari perkebunan dan sawah penduduk. Tidak jauh dari telaga juga ada jalan setapak yang akan menuntun kita ke sebuah curug (air terjun) yang dikenal dengan anama Curug Sawer dimana airnya yang jernih dan sedingin es mengalir diantara batuan.
INFO
Transportasi
Travel/Bis
Jakarta – Sukabumi, turun di Alun- Alun
Cisaat dilanjutkan naik ojek/ angkot
Tiket Masuk Taman Wisata
Rp.3000/orang
Rp.10.000/Mobil
Akomodasi
Reservasi : 0877 80 622
836 ( Ibu Tuti)
Rumah Makan
No comments:
Post a Comment