Thursday, May 29, 2008

Intermezo

Once upon a time my husband told me this story.

Suatu hari ada seorang anak buahnya di lapangan yang bilang gini.entah cerita apa pada awalnya pokoknya pada akhirnya nyantol ke soal “janda”

Dia bilang gini ..”wah, kalo saya maaf – maaf aja harus nikah sama janda. “


Bertanyalah gw ,” Aktivitas istrinya apa?”..

“nothing”

Pertanyaan gw sich cuma itu aja. Kalau orang bisa berpikiran pendek mengenai status janda hanya dari kalimat “janda” saja maka banyak juga orang yang berpikiran pendek mengenai “nothing”.

Seorang ibu di daerah Lido, Jawa Barat membantu ekonomi keluarganya dengan membuka kantin yang Alhamdulillah cukup ramai. Anaknya 4 sekolah semua. Suatu hari suaminya meninggal bareng sama laki gw karena kecelakaan pesawat (meninggal koq bareng???). Beruntungnya dia sudah memiliki aktivitas yang bisa continue untuk menghidupi keluarganya. Sampai sekarang ibu itu masih membuka kantin di sana dan 2 anaknya sudah lulus..(Tuhan berkati ya, Bu)

Menyandang predikat “janda” di Indonesia yang penuh dengan adat ketimuran sampe terlalu timur emang ga enak. Padahal belum tentu dia pengen jadi janda. Siapa tahu dia janda cerai karena suaminya tukang pukul, siapa tahu dia janda karena suaminya dipanggil Tuhan lebih dulu. Tapi yang pasti menyandang predikat janda beban mental banget..kenapa kalo duda enggak ya?.

Sama halnya seperti kalimat “merebut suami orang” lebih enak diucapkan daripada “merebut istri orang”..padahal lebih dari 50% adalah sebaliknya maksudnya disini pria lebih dominan berperan mengapa dirinya menjadi bahan rebutan..(hampir mirip sama minyak curah dong??)

Gw  janda. Sumpah emang ga enak. Enaknya untung gw keren …..*siul- siul*. Mudah – mudahan gw ga “merebut suami orang”….*batuk*

Kelanjutan cerita diatas sekarang si ABH (Anak Buah Husband) itu dipenjara soalnya dia menggelapkan barang perusahaan...wah kemana aja istrinya yang pasti "ga janda" itu sampai mau belanja dari uang gelap (maksudnya uang yang udah lecek banget sampe ga kebaca lagi nominalnya)...or at least ngasih tau husbandnya kek kalo itu ga lucu...khan emang ga lucu ngambil barang yang bukan miliknya. 

lucuan juga jadi janda..ya ga, kakak??

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Thursday, May 8, 2008

Your day is today..and everyday..




Michelle : Mommy, you think the Violin is too expensive for my Birthday present?
Mommy ; I'm just afraid if you dont learn how to play that seriously..
Michelle : If you think so...May I asking something then?
Mommy : Yes sure..
Michelle : I need a picture of me cos I want to make Pin with my picture on it. You may have one.

.....Then Mommy think that she will buy that Violin. Happy Birthday, Michelle. You always know how to win my heart.

Tuesday, May 6, 2008

Trying to find love at Kemaro Island, South Sumatra...




"Kemaro Island is one of tourism place in Palembang (South Sumatra). Now with Cap Go Mee (chinese culture) some people make Kemaro Island one place to celebrate Cap Go Mee days. Kemaro Island one place of praying center for Buddhist. Every Chinese day's moment always celebrate in Kemaro Island. This small island is a couple of kilometres downstream from the city centre. It is home to a large Bhuddist temple and the grave of a Chinese princess. Legend has it that the princess was sent from China to marry the King Of Srivijaya but when she arrived on the island with the dowry of ceramic pots, the king expected them to be filled wit gold and precious stones. Upon inspection the king found only preserved food and became angry. The princess jumped off a cliff in fear for her life. To keep reach this area must be using a boat, or ship. "

Sesuai dengan motto..”while working while everything” maka waktu monitoring ke palembang kemaren itu, do everythingnya gw lakukan dengan menyeberang ke Pulau Kemaro yang terletak di bagian hilir Sungai Musi. Pulau Kemaro memiliki arti pulau yang tidak pernah tergenang air. Untuk pergi ke Pulau Kemaro kita dapat menggunakan kendaraan transportasi air berupa ketek ataupun speedboat dan memakan waktu kurang lebih 1 jam pp, dengan basenya dari jembatan Ampera atau BKB. Kalo naik speedboat mungkin lebih cepat tapi ga bisa menikmati pemandangan. Agak kaget – kaget waktu ketek yang kita tumpangi ngisi bensin dulu di spbu yang mengambang. Di Pulau yang luasnya sekitar 5 ha ini terdapat satu bangunan klenteng utama,dan pagoda besar yang masih dalam tahap pembuatan yang di kelilingi oleh pohon – pohon yang rindang. Perayaan Cap Go Meh yang khas di rayakan di pulau ini dan bukan hanya dihadiri oleh mereka yang berasal dari Indonesia. Para penganut Tridharma, Budha, dan Kong Hu Cu yang berasal dari mancanegara pun hadir di pulau ini .Legenda mengenai terbentuknya Pulau Kemaro adalah pada jaman dulu ada seorang Pangeran dari Negeri Cina, Tan Bun An, menikahi seorang putri Raja Palembang, Siti Fatimah. Jadi ceritanya si pangeran itu bunuh diri ke sungai musi lah untuk membuktikan cintanya kepada si putri...(uhh,,to twit..). makanya di pulau itu juga ada sebuah pohon yang cabangnya sangat unik yaitu menyerupai tiang dan daunnya tumbuh melebar keatas sehingga bila dilihat dari kejauhan tampak seperti bentuk heart..Cuma berhubung gw ga peka ya tetap aja keliatannya..emm..enak nih panas2 gini berteduh dibawah pohon rindang…halah..

Sunday, May 4, 2008

Looking Through the Eyes of Sriwijaya Land...

Makan Pempek? wah itu udah pasti. Langsung dari kota asalnya. Konon Penduduk Palembang ini secara daerahnya berada di tepian sungai, pada masa terdahulu berlimpah hasil ikannya (sekarang juga sih) sehingga bingung untuk mengawetkannya. Lalu timbulah ide untuk mengolahnya menjadi makanan dengan mencampurnya dengan tepung kanji. Pempek sendiri punya bentuk dan macam pengolahan yang berbeda. Yang ga kepake dari bagian ikan cuma durinya kali ya soalnya bahkan sampai kulit ikan pun bisa dimanfaatkan menjadi makanan yang cara penyajiannya di campur dengan cuka. Buat penduduk Palembang adalah hal biasa mengkonsumsi Pempek sebagai sarapan, sementara kita agak takut - takut jadi sakit perut..bukan apa- apa, masalahnya khan di Jakarta macet, kebayang dong kalo lagi kena macet pagi - pagi trus kita "berasa".
Palembang juga dikenal sebagai penghasil Durian. Tapi pada saat gw kesana kemaren lagi ga musim, meskipun tetap aja gw bisa makan tempoyak (Daging duren yang difermentasi..bener ga?)..yang dipadukan dengan ikan jenis Patin atau Baung, dikukus dan jadilah gw makan Brengkes Patin almost setiap waktu makan. .ada juga jenis makanan yang khas yaitu Pindang Patin , masakan berkuah yang yummy apalagi kalo pedes..ada juga Burgo, belum kerupuk Palembang, belum Lempok, belum Es Kacang Merah…aduhhh…pokoknya gw memutuskan untuk segera hengkang karena takut gagal program dietnya….masalahnya gw cocok banget dengan makanan Palembang karena hampir mirip – mirip dengan makanan kalau pulang kampong ke Kalteng..
Kotanya bersih ajahhh….terang aja ternyata pemenang Adipura. Pemda Palembang boleh diacungi jempol dalam soal penataan kota. Image kota Palembang yang rawan dengan kejahatan kayaknya enggak juga deh..maksudnya kejahatan khan ada dimana – mana, ga cuma di Palembang koq. Jadi waspadalah…waspadalah ..(bang napi banget ga sich???).Look….Ini adalah Gedung Menara Air yang terkenal, dibangun thn 1929.  Berupa bangunan menara dengan tinggi 35 meter Orang Palembang menyebutnya Kantor Ledeng. Gedung ini kalau ga salah sekarang dipakai sebagai Kantor walikota.
Kota Palembang kini tengah berbenah menata Sungai Musi dan lingkungan sekitarnya mulai dari pembersihan sungai , penataan kawasan pasar tradisional di sekitar sungai Musi dengan mempertahankan arsitektur Belanda tempo dulu. Sungai sepanjang 750 km dan merupakan sungai terpanjang di pulau sumatera ini merupakan sarana utama transportasi masyarakat secara kota ini dikelilingi air. Kurang lengkap rasanya kalau berkunjung ke Palembang tanpa menyusuri Sungai Musi. Nah,  Jembatan Ampera  yang jadi  kebanggaan warga  kota Palembang ini  dibangun berdasarkan ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang " Seberang Ulu di bagian Selatan dan Seberang Ilir di bagian Utara". Mulai dibangun April 1962 dan selesai pada Mei 1965., memiliki panjang 1.100 meter dengan lebar 22 meter disangga keenam kakinya yang dipancang sedalam 75 meter. Jembatan Ampera dipercantik dengan memberi lampu –lampu laser berwarna warni dan tersedia juga restoran terapung. Yang pasti yang banyak terlihat dalam perjalanan yang menggunakan “ketek” ini adalah kapal – kapal besar milik perusahaan pupuk yang tersohor PUSRI (Pupuk Sriwijaya), Rumah terapung yang masih traditional dan penduduk perkampungan pinggir sungai. Malah gw jadi ga enak sendiri karena lewatnya sore – sore pas jam mandi mereka. Untuk menyusuri sungai Musi kita dapat menggunakan sejenis perahu traditional dengan harga 20rb , basenya di jembatan Ampera atau Benteng Kuto Besak, orang Palembang biasa menyebutnya BKB. Benteng Kuto Besak dibangun selama 17 tahun (1780-1797 M) pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Baharuddin (1776-1803 M) dengan panjang 290 meter, lebar 180 meter, dan tinggi 6,60 meter-7,20 meter.  Btw konon benteng ini selain menggunakan bahan batu dan semen (batu kapur serta bubuk tumbukan kulit kerang)., sebagai  bahan penguat tambahan, digunakan pula putih telur dan rebusan tulang serta kulit sapi dan kerbau.

Berhubung gw cuma 3 hari bisa mencuri – curi waktu disela – sela “bekerja” jadi ga banyak yang bisa di ceritain. Yang pasti gw betah banget ke Palembang, karena tour guide gw orangnya asyik2 and funky and tau aja cara menyogok gw dengan makanan sehingga investigasi gw tertunda terus…hah…