Tuesday, June 15, 2010

Hoping Island at Krabi


Krabi memang tidak sepopular Phuket. Krabi memiliki gugusan pulau -pulau dan jejeran pantai berpasir putih yang dipadu dengan warna hijau tosca laut Andaman. Salah satunya Phi Phi Island yang terkenal itu.Tidak banyak orang sadar bahwa untuk menyambangi Phi Phi Island yang very famous itu lebih dekat di tempuh dari Krabi.



Krabi melayani penerbangan langsung dari Kula Lumpur, Singapore dan Bangkok sendiri tentunya. Ada shuttle bus yang disediakan dari bandara yang terletak +/- 15 km dari pusat kota. Harga tiketnya 90Bath dan bisa langsung di beli di counter yang terdapat di Bandara. Harga ini juga berlaku untuk menuju Tahrua boat pier jika anda ingin langsung menuju Phi Phi Island.


Menempuh perjalanan kurang lebih 1, 5 jam menggunakan ferry dari Tahrua boat pier (Krabi) menuju dermaga Ton Sai Pier (Koh Phi Phi Don). u may check the ferry schedule in here .

This is what we called hoping Island karena otw ke Phi Phi Don, where tourist usually stay, kita akan di suguhi pemandangan yang membuat kita menahan nafas.

Monday, June 14, 2010

You're on Phi-Phi Island, guys..


Are you going on Holiday to Thailand? then visit Phi Phi Island..

Phi Phi Island is about 100 miles south of Phuket and it is from here that most visitors to Phi Phi come from. After Tsunami disaster on 2004, Phi Phi has rebuilt and once again popular day trip destinaton for tourist. Phi Phi has a couple of beautiful beaches.



So many things you can do at there even for just oneday. One of the most popular things to do on a day trip to Phi Phi Island is to hire a long tail water boat and go exploring the many coves and secluded bays that exist all around the Island.

So just pack your backpack and go to Phi Phi Island where you can feel unlimited blissfulness atmosphere. It's a real Paradise on Earth.

here's another picture while i was there on last March





Getting Closer With The Dolphins at Kiluan Bay, Lampung


Beberapa hal yang Unik mengenai Lumba-Lumba:

1. Lumba-lumba termasuk hewan Mamalia yang cerdas, yaitu hewan yang melahirkan dan menyusui anaknya. Ada 40 jenis lumba-lumba di dunia. Mereka hidup di laut dan di sungai. Mereka bernafas melalu blowhole yang terletak di atas kepala dan menghirup udara setiap 20 smp 30 detik ke permukaan laut.

2. Bayi Lumba-lumba di sebut Calf. Dalam proses melahirkan, seekor lumba-lumba akan berputar-putar selama 1 – 2 jam, kemudian menyepi dikawal oleh 1 lumba-lumba betina atau jantan. Gunanya untuk mengusir predator (hiu) karena dalam proses melahirkan banyak mengeluarkan darah. Proses kelahirannya memakan waktu 20 – 30 menit. Dan tentu saja seperti hewan mamalia lainnya, lumba-lumba pun menyusui anaknya.


3. Lumba-lumba hidup berkelompok (pods) dan merupakan sahabat manusia. Kadang mereka membantu nelayan menggiring ikan atau menolong menuntun seseorang yang terombang-ambing di lautan menuju daratan.

4. Kulit Lumba-lumba mampu memperkecil gesekan dengan air sehingga memperkecil hambatan untuk berenang di air dan ini menginspirasi untuk membuat pakaian renang. Sistem sonar yang mereka gunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan juga menginspirasi dalam pembuatan radar kapal selam. Mereka menggunakan suara sebagai indra pengelihatan.

5. Saat ini lumba-lumba termasuk hewan langka so please ga usah diburu and di rekam aja pake handycam..:(


Note :
Gambar di atas saya di ambil di Teluk Kiluan, Lampung. Desa terdekat adalah Desa Kiluan di kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Perjalanan sekitar 3 - 4 jam dari ibukota propinsi. Teluk Kiluan belakangan ini booming di kalangan traveller sebagai destinasi untuk melihat habitat lumba-lumba dari dekat. Disini kita kadang-kadang harus gambling cos sometimes si lumba-lumba tidak sebanyak yang kita harapkan (meskipun sebenarnya mereka banyak sekali) dan tidak sepasti kalau melihat di Lovina, Bali :P.
Untuk catatan perjalanan and other picture, you may click here :D



*fiuhh...Finally...saya memposting sesuatu*

Wednesday, June 9, 2010

If You Can't Meet The Dholpins at Kiluan Bay




Ini adalah trip Bokiers yang kesekian kaliya dan tentu saja selalu penuh dengan hahahihi..
We're very welcome to anyone who wants join the trip with us someday. Ga sia-sia punya bapak yang satu ini yang selalu bikin itin dengan sangat akuntable..kwkwkw..
Cek story about Kiluan in here

ps: and if you want to know about that dholpins in here

Hunting Racing Dholpins at Kiluan Bay, Lampung

.
Saya katakan  bahwa trip kali ini benar-benar “racing”.

1. First we have to wake up early in the morning untuk mencapai tujuan utama, karena perjalanan yang lumayan panjang untuk menuju tengah samudera di mana habitat dholpins itu biasanya berada. (mm..mungkin kalau kesiangan para dholpins itu pasti punya kesibukan lain :P)
...



2. Second, di tengah perjalanan banyak sekali berpapasan dengan rombongan lain yang mempunyai niat sama sehingga iring-iringan perahu ….kami seperti sedang berlomba.

3. Tentu saja adrenalin racing antara terombang- ambing di samudera lepas dengan fasilitas seadanya, euphoria melihat kawanan dholpins dan kesadaran untuk segera menekan tombol shutter sebelum mereka menghilang kembali ke bawah laut..


Dan taraaaaa……tentu saja dari sejuta jepretan cuma beberapa buah “snap” yang bisa di katagorikan sebagai “shot”  dan  tentu saja bukan yang terbaik ( that’s why saya ga lolos2 audisi tim jelajah NG :P)


Dimana sih?
Teluk Kiluan terletak di Propinsi Lampung, Kabupaten Tanggamus, Kecamatan Kelumbayan dan tentu saja dicapai dari de
sa terdekat yaitu Desa Kiluan Negeri dimana first enter ke desanya agak-agak kaget melihat banyaknya sesajen di pingir jalan dan beberapa bangunan pura. Desa Kiluan pada awalnya di huni oleh para pendatang dari Bali. Ok, no wonder.



Tahun 2007 Desa ini baru mulai mengalami pemekaran sehingga infrastruktur dan fasilitas umum masih sangat minim. Hanya beberapa rumah penduduk yang menggunakan listrik sehingga keadaan di desa itu masih gelap di malam hari.
 “40 KK di sini beragama Hindu “ kata pak Kadek, kepala desa keturunan Bali yang rumahnya kita jadikan basecamp selama 3 hari,” dan mereka semua adalah keturunan dari pendatang asli pertama di desa ini”.


Selain sebagai nelayan, penduduk Desa Kiluan bermata pencaharian sebagai petani. Awalnya cengkeh yang menjadi komoditas utama namun sekarang banyak yang menanam coklat. Bahkan Pak Kadek sendiri bercocok tanam jahe  yang di jual ke Jakarta seminggu sekali.  

How to Get There?
Kebetulan kemarin (as usual) dari comparing budget yang di buat diputuskan lebih berhemat dengan menyewa kendaraan
dari Jakarta. Dengan menggunakan Ferry dari Pelabuhan Merak bertolak kurang lebih 2 jam menuju Bakahuni, Lampung. Perjalanan darat di lanjutkan 4 – 5 jam (tergantung berapa kali mampir di Indomart :P) hingga desa terakhir yaitu Desa Bawang di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran. Uniknya meskipun jalan berkelok-kelok dan tidak begitu mulus- malah boleh di bilang ga mulus – pemandangannya cukup bervariasi mulai dari perkampungan dengan rumah panggung, hamparan sawah yang bikin imajinasi menari-nari untuk motret di situ, juga melewati 2 tambak yang besar yaitu tambak udang dan ikan kerapu (katanya).
Agak kurang informatif nih kalau ngeteng alias naik kendaraan umum. Katanya  ada travel Bandar Lampung – Kiluan dengan biaya 45rb oneway. Dengar-dengar juga dari desa Bawang itu bisa naik ojek ongkosnya 25rb. Sarannya sih emang mending rombongan kesini selain bisa rent  a car patungan, di desa kiluannya kita juga bisa sharing ketika sewa jungkung untuk wisatanya. Disarankan juga kendaraannya kalau bisa yang 4WD  :P..(ga lah kemaren juga kita pake ELF).  

What Should Do at There?
Tentu saja janjinya adalah melihat lumba-lumba dari d
ekat, bahkan sangat dekat. Bayangkan mereka berada disamping perahu kita dan jumlahnya bukan hanya 1 atau dua ekor melainkan kelompok. Bayangkan juga selain dikawal lumba-lumba kadang ada kawanan yang pamer dengan meloncat di depan mata. So now you can imagine bagaimana bisa kita mengatasi perasaan yan berkecamuk antara amaze liat mereka dan mengabadikannya.



Sementara ini tercatat ada dua jenis lumba-lumba yang terdapat di perairan Teluk Kiluan ini yaitu Turpiops Truncatus yang berciri fisik kepala bulat dan agak kalem, ini yang peling sering mengawal perahu nelayan. Kemudian yang agak-agak narcis tadi adalah dholpin jenis Stenella Longirostris yang dari namanyanya aja emang agak-agak atraktif sehingga sering membuat gerakan melompat di udara. Sering juga di sebut Spinner Dholpin.

Selain itu tentu saja kalau kamu suka snorkeling jangan lupa
bawa peralatan snorkeling karena akan rugi bandar kalau sampai ga nyebur. Karena disini saya harus mengambil beberapa dokumentasi tentu saja saya ga bisa nyebur (alasan klasik :P). Cuma menurut teman-teman pemandangan under waternya sih biasa aja (ga tau dalam skala apa dan di bandingkan dengan perairan mana karena terus terang saya cuma sekali aja pernah snorkeling di p.sanghyang dan itupun karena di ceburin…)
.


Lainnya? Ya main di pantai donggg..namanya juga ke pantai :P

Akomodasi

Hanya ada satu penginapan di Pulau Kiluan yang terletak 15 menit
dari Desa Kiluan dengan menyeberang menggunakan Jukung. Reserve dari jauh-jauh hari karena sekarang ini Kiluan ramai sekali on weekend.  

Do and Don’t To get There
1. Paling enak diusahakan sampai Desa Kiluan sore jangan s
ampai gelap karena kondisi jalanan. Jadi aturlah perjalanan anda sedemikian rupa. Yang mau contekan boleh japri :P

2. Don’t forget untuk sering-sering mampir di Indomart karena kalau sudah sampai sana agak-agak susah cari pisau cukur (ok. Agak ga penting sih). Maksudnya sebaiknya perbekalan di prepare dari awal meskipun untuk makan sehari- hari kita bisa minta masakin penduduk local dengan rate 15.000/kali makan (agak maharani ya.namanya juga jauh dari peradaban).

3. Untuk melihat lumba-lumba kita di haruskan berangkat pagi-pagi max jam 6.00. 1 buah jungkung bisa memuat 3 – 4 orang incl nelayannya. Biayanya 7rb/org (ternyata salah dan udah di ralat harganya di bawah sama jeung ini)



4. Bawa handycam atau kalau masih newbie SLR mending pake pocket aja deh. Serius. Kayak gw nih, sok2an malah ga dapet gambar bagus karena mau set manual tar keburu ditinggal lumba-lumba nyelam..mau set auto ga puas (dan tetap aja ga dapet) belum lagi shaking akibat terombang-ambing, karena mau ga mau pake lensa tele supaya dapet lumba-lumba yang kadang-kadang nongol di kejauhan (contohnya foto diatas )

5. Layaknya di rumah orang, tentu saja be kind and friendly dengan penduduk setempat. Tentu saja ini juga untuk menjaga image, karena Kiluan akhir-akhir ini sering didatangi wisatawan, dengan harapan mereka ga merubah sikap dalam menghadapi turis ( tau lah fenoma daerah wisata baru di Indonesia)

wanna see the happy faces? cek in here...