Monday, March 16, 2009

Cross The Country on Half Day...




On January yang lalu kayaknya cuma iseng deh, mau nyobain gratis fiskal pake NPWP. tau-tau begitu mendarat di Hang Nadim koq gw dah ke counter Ferry...(hihi..bo'ong). Tapi bermodalkan cuek seperti biasa, gw lanjut aja...its really only a half day. berangkat pagi pulang sore. Waktu itu 2 hari menjelang Imlek jadi jalanan udah mulai sepi. yang ramai cuma di Cinatown..yaiyalahya..kabarnya malam Imlek jam 24.00 ada sale gede-gedean disana..hiks...
jadi gw cuma melintas naik turun MRT, ke cinatown dan bugis street trus balik lagi..cuma ini jadi pengalaman aja sendirian cross the country..

(how to get there?boleh dibaca di sini)

Sunday, March 15, 2009

Jakarta - Singapore via Batam


Kalau selama ini sudah menjelajah sebagian Nusantara dengan bersolo karir, setelah meyakinkan diri dan mencari referensi kesana-kemari, akhirnya gw memberanikan diri memulai trip "ke LN Alone"
Destination gw pertama adalah Negara tetangga terdekat Singapore. Dengan memanfaatkan sedikit korupsi waktu dari bisnis travel alias kerjaan kantor, gw menyeberang dari Kep. Riau alias Batam karena ini merupakan jalan terdekat yang bisa dicapai dalam waktu singkat. Batam - Singapore hanya berjarak tempuh +/- 1 jam perjalanan by boat dengan jam keberangkatan setiap 40 menit. Ini awal tahun 2009 dimana pemerintah membebaskan biaya fiscal bagi pemegang NPWP dan sekaligus gw menguji coba hal itu..

1. TIKET
Ada beberapa perusahaan Shipping yaitu Batam Fast dan Penguin yang berangkat dari Pelabuhan Laut Batam Centre ( Batam Centre adalah PL yang terdekat dari Bandara, dgn ongkos Taxi yang sudah di patok sekitar Rp. 70.000). Saya memilih Penguin karena katanya ferrynya lebih baru dan bersih (tapi kayaknya sama-sama aja, dulu saya naik Batam Fast juga bersih). masing – masing punya kelebihan dan kekurangan,nanti akan saya bahas.
Beberapa tips dalam membeli tiket:
a. Ada baiknya kita membeli tiket Ferry di Bandara karena harga lebih murah 2 dollar dari harga di Pelabuhan dan sudah saya buktikan (ini juga referensi dari beberapa orang). Begitu mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, sebelum menuju tempat pengambilan bagasi, disebelah kanan terdapat loket penjualan Ferry ke Singapore.
b. Lebih baik membeli Tiket PP kalau anda berniat kembali dengan ferry juga, karena harga tiket One Way dan PP terpaut jauh. Dan disarankan juga membeli dengan dolar karena kalo dikurs rupiah selisih dengan nilai dollarnya juga lumayan.
c. Untuk Tiket Batam Fast memang kelihatan jauh lebih murah (PP = S$16) dan Penguin S$ 32, akan tetapi ketika sudah ditotal dengan pengeluaran seaport baik dari Batam Centre maupun Harborfront total keduanya adalah sama yaitu S$45. Harga Tiket anak- anak dibawah 12 tahun dan dewasa berbeda sekitar S$4

Setelah mendapatkan 2 tiket untuk PP, seperti yang sudah dikatakan dari Bandara naik Taxi 70.000 (lumayan mahal untuk jarak dekat), kalau sampai Batam masih siang biasanya banyak yang langsung ke Singapore.makanya ajak aja orang untuk JB (Join Bareng) lumayan khan ngirit..


2. CHECK IN TIKET dan BAGASI
Tentunya setelah mendapatkan tiket kita harus check in dulu di counter tiket di Pelabuhan. Pilihlah counter sesuai dengan penyeberangan yang kita pilih. Di Batam Center , Counter Penguin terletak di Lt 1 dan ada dua counter. 1 adalah counter chek in untuk keberangkatan jam saat itu. Tandanya ada update jam keberangkatan. jadi kalau emang berniat berangkat langsung ya sebaiknya check in 1 jam sebelumnya kalau ga mau ditinggal ferry karena mereka jarang yang telat. 1 lagi counter Penguin Booking Advance untuk keberangkatan jam-jam berikutnya. Ternyata enaknya beli tiket di penguin adalah seperti ini
Serahkan aja ke petugas loket :
1. Passport
2. kartu NPWP (kalau punya)
3. Tiket
4. Seaport Tax sebesar S$7.
Kita akan mendapatkan kembali Passport, Kartu Keberangkatan dan Kedatangan yang secara computerized sudah diisi (dulu waktu naik Batam Fast harus manual ngisi sendiri pakai bolpoint..iya kalo bawa), Tiket dan Boarding Pass.
Kalau kita bawa Bagasi kita mesti urus bagasi dulu di tempat bagasi sambil nyerahin Boarding Pass untuk dikasih no.bagasi
Tiket Penguin adalah open untuk 1 tahun dan tiket dapat dipergunakan baik dari maupun ke Singapore atau sebaliknya. Jadi kita ga perlu khawatir tiket berangkat dan pulang ketukar. Kasih aja salah satu tiket yang mau di chek in jam nya.
3. FISKAL
Punya atau tidak punya NPWP kita tetap harus pergi ke loket pengurusan fiscal untuk melakukan scanner terhadap boarding pass. disini kita juga kembali harus menyerahkan Passport, Boarding Pass dan NPWP.
4. IMiGRATION CHECK
Setelah urusan di loket fiscal selesai, naiklah ke lt.2 untuk Imigration…disini kita cuma dicek passport dan Boarding Pass. Lalu ngantri untuk di cop Passport..ngantri ya bu…bebek aja ngantri..
5. BOARDING
Pada saat boarding nunjukin tiket, disobek petugas trus dah duduk manis di ferry..beda sama boarding di Singapore yang ga ada petugasnya.

Kenapa harus 1 jam sebelumnya? Kadang-kadang kita lupa ga nyiapin fotocopi kalau ada yang perlu difotocopi, kadang2 kudu antri di bagian loket fiscal, bagasi dan bahkan immigration checking, kadang-kadang malah Boarding Pass nya belum ke – scan jadi kudu balik lagi ke lt1 yang ga ada jalur antrinya alias dulu2an..jadi kita bisa resiko ketinggalan di jam keberangkatan yang udah tertera di tiket, atau di tinggal sama koper kita karena kopernya dah jalan duluan…
One thing, Penguin ga mau tau soalnya kalo kita telat..gw ga tau deh gimana kebijaksanaan Batam Fast. Kalau masih ada seat kosong kita bisa dialihkan ke jam keberangkatan berikutnya tapi kalau ga ada ya gigit jari atau ganti tiket ke ferry yang lain alias keluar uang lagi.


ARRIVAL
Begitu ferry merapat di pelabuhan Harbor kita langsung antri di line immigration untuk cop passport. Btw petugas immigrasi diHarbor tampangnya kenceng2..tapi kalo kita emang sesuai aturan (krn di Sing banyak banget aturan) ya kencengin lagi aja. Jangan coba-coba maju ngelewatin garis kuning kalo kita belum disuruh maju.
Dah gitu aja, kalau ada bagasi ya tinggal diambil trus scan bawaan lagi. Btw kalo ada bagasi untung2an minta dibuka atau enggak. Secara gw cuma bawa backpack ya lewat aja..
HarborFront terhubung langsung dengan Harbor Centre yaitu pusat perbelanjaan dan juga terhubung dengan mall terbesar Vivo City dimana banyak terdapat sign yang sangat menuntun apakah kita akan melanjutkan perjalanan dengan MRT, Bus atau Taxi.
Saya mengambil rute melewati Vivo City sekalian cuci mata untuk mendapatkan Taxi dimana juga ada line.


Kembali Ke Indonesia
Untuk kembali ke Indo dengan ferry, prosedurnya sama. Masuk melalui Vivo City menuju Harbor Centre di bagian belakang, kita naik ke lt3 untuk check in tiket ferry. Menyerahkan Tiket, Passport dan uang sebesar S$6, kita akan mendapatkan Boarding Pass berupa Kartu.
Turun lagi ke lt 2 untuk antri di immigration check mendapatkan cop passport, mengikuti line antrian dan turun ke tempat boarding..intip-intip di screen untuk liat schedule ferry trus tanpa petugas seperti halnya naik MRT Cuma nempelin boarding pass di pintu masuk, duduk manis lagi di ferry and ya gitu deh kalo pulang malem siap-siap kerokan soalnya selain ombaknya agak gede anginnya juga lumayan.

NOTE:

1. Seaport : Biaya Tax Pelabuhan. Pada waktu chek in tiket di counter kita harus membayar seaport di masing – masing pelabuhan
Penguin : Batam Centre : S$7 HarborFront : S$6
BAtam Fast : Batam Centre: S$8 HarborFront : S$21

2. NPWP
Buat yang punya kartu NPWP ga ada masalah. Buat yang tidak memiliki kartu NPWP alias menumpang dengan NPWP pasangan baik suami ataupun orangtua sebaiknya anda persiapkan fotocopy kartu NPWP dan fotocopi KK serta fotocopi halaman passport yang berisi jati diri. Maksudnya daripada anda repot-repot cari fotocopi dan fotocopi disebelah pengurusan fiscal selembar 5000??. Buat yang totally ga punya npwp ya siap – siap aja Rp.1.000.000.
Hal ini juga berlaku di Bandara, untuk keberangkatan LN fiscal Rp. 2.500.000…



Update October 25, 2009

ini ada beberapa update terkait keberangkatan dari Batam Centre. Sekarang tempat pembelian tiket, cek in, fiskal dan sudah terletak di satu lantai yaitu lantai 2..plus sekaligus ke imigration cek in..untuk tiket, kemaren saya naik Batam Fast harga tiketnya untuk 2 orang PP, 370 rupiah (kebetulan bayar pake rupiah, sudah termasuk seaport dari batam)..dan di Harbourfront langsung cek in bayar seaportnya S$40 untuk dua orang..:D

Welcomeback to Multiply Site…

Ya benar. Salah satunya akibat menjadi facebooker all the time. Di angkot buka FB, nunggu KRL datang nge Face book, sampai kantor yang pertama di buka FB, mau tidur bahkan waktu ngelilir (terjaga sesaat selagi tidur) sempet-sempetnya connect ke FB… Diingat-ingat sudah almost 2 thn saya bergabung di FB tapi baru bbrp bulan belakangan ini yang jadi addict  banget (Bayangin dong, sambil ngeringin rambut aja gw bisa cek FB..).
Situs jejaring ini memang give big impact banget ga cuma ke gw rasanya tapi hampir di seluruh dunia. But, slowly but sure gw menemukan rasa boring juga karena yang dilihat paling status orang, di comment, trus kalo di comment balik merasa exist..trus join-join group yang dari ratusan anggotanya paling cuma kenal segelintir orang. Meskipun FB juga mempertemukan gw dengan beberapa teman lama dan dengan pertanyaan standar ke semuanya “ tinggal dimana sekarang?anak berapa?kerja dimana”..dah sampai situ. Kecuali memang yang bondingnya cukup dekat kadang-kadang janjian lewat FB, ngupdate gossip, nawarin dagangan..hehehe…
Di FB biasanya orang dengan terbukanya memperlihatkan status, keadaan saat ini, perasaan bahkan sampai keinginan “pub”..gw pernah terbawa keadaan mengupdate status tapi kebanyakan kalau kesal dengan seseorang di tempat kerja..uppss..uhh..jelek banget ya. Soalnya biasanya gw ini typical to the point koq ya harus pake bahasa samar-samar di status. Iya kalo dia baca..or iya kalo dia juga termasuk dalam list friend gw.
Pada akhirnya kembali ke selera asal, back to Multiply..soalnya ternyata kalo gw butuh referensi ataupun informasi tetap aja gw googlingnya “blablabla multiply” atau dengan kata lain Multiply lebih informatiflah..hahaha… Ya lain orang lain ladang lah…tapi situ khan ga masalah bukan kalau gw menutup wall dan menolak di tag?
peace ah..

The Other Journal

http://www.onthenextdestination.blogspot.com

Big Ben ala Indonesia...


Jam Gadang adalah sebuah menara jam yang merupakan markah tanah kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 Pada masa penjajahan Belanda, jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan, sedangkan pada masa pendudukan Jepang, berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau.Ukuran diameter jam ini adalah 80 cm, dengan denah dasar 13x4 meter sedangkan tingginya 26 meter. Ada keunikan dari angka-angka Romawi pada Jam Gadang ini. Bila penulisan huruf Romawi biasanya pada angka enam adalah VI, angka tujuh adalah VII dan angka delapan adalah VIII, Jam Gadang ini menulis angka empat dengan simbol IIII (umumnya IV).


Sempat terpikir untuk menuju suatu tempat dari daerah yang panas ke tempat yang lebih tinggi adalah seperti halnya keadaan kalau mau ke Puncak dari Jakarta, yang terus terang udah males duluan. Hampir saja saya membuang kesempatan karena keraguan untuk datang ke kota yang jadi desire destination saya sejak lama. Dengan ongkos yang relatif murah (IDR 18.000) menggunakan travel dari Plaza Minang dan boleh di booking pula seatnya kalau ga mau desak-desakan serta pemandangan yang amazing, i really Thank You, God finally i can be here..
Bukit Tinggi yang terletak 90km dari kota Padang, Sumatera Barat tidak hanya memberikan kepuasan ketika menyusuri kotanya. Banyak tempat-tempat menarik yang bisa kita datangi walaupun hanya punya waktu 1 hari seperti halnya saya. Biarlah....



Berdialog dengan Randai

Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan, dan memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya. Kemudian dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara. Randai dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, yang biasanya  berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, Pemeran utama ini dikelilingi oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut dimana mereka yang berkeliling itu akan melakukan gerakan-gerakan silat dimana para pelakunya menggunakan sarung berbentuk celana yang didesain khusus sehinga menghasilkan irama serentak ketika di tepuk. Dahulu Randai hanya boleh dibawakan oleh kaum lelaki  sehingga apabila ada penokohan seorang wanita maka diperankan oleh laki- laki. Tetapi lambat laun kemudian kaum wanitapun sudah bisa  bergabung dalam kelompok Randai. Randai merupakan kebudayaan Minangkabau, Sumatera Barat yang sudah bergeser karena peradaban jaman dan modernisasi kota besar sehingga tidak banyak lagi kaum muda-mudi yang mau mempelajarinya sementara kalangan seni dari negeri seberang banyak yang mengganggap bahwa Randai adalah kesenian yang mengagumkan. University of Manoa, Hawaii pernah mementaskan Randai dalam bahasa Inggris dan dipentaskan oleh mahasiswa-mahasiswanya. Sekarang ini Randai kembali dipopulerkan oleh Televisi Lokal, TV Padang, dengan mengambil lokasi shooting di Pantai Padang (Taplau) dan berdampak pada perkembangan grup Randai yang lain.
Gambar diatas saya ambil ketika mereka sedang shooting sabtu malam, 7 Maret 2009. what amaze memang...saya juga sempat ambil videonya dan senang banget dengar irama tepukan sarung yang serempak itu.

Berdialog dengan Randai




Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan, dan memakai silek (silat) sebagai unsur tariannya. Kemudian dalam perkembangannya Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara. Randai dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, yang biasanya berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, Pemeran utama ini dikelilingi oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut dimana mereka yang berkeliling itu akan melakukan gerakan-gerakan silat dimana para pelakunya menggunakan sarung berbentuk celana yang didesain khusus sehinga menghasilkan irama serentak ketika di tepuk. Dahulu Randai hanya boleh dibawakan oleh kaum lelaki sehingga apabila ada penokohan seorang wanita maka diperankan oleh laki- laki. Tetapi lambat laun kemudian kaum wanitapun sudah bisa bergabung dalam kelompok Randai.


Randai merupakan kebudayaan Minangkabau, Sumatera Barat yang sudah bergeser karena peradaban jaman dan modernisasi kota besar sehingga tidak banyak lagi kaum muda-mudi yang mau mempelajarinya sementara kalangan seni dari negeri seberang banyak yang mengganggap bahwa Randai adalah kesenian yang mengagumkan. University of Manoa, Hawaii pernah mementaskan Randai dalam bahasa Inggris dan dipentaskan oleh mahasiswa-mahasiswanya. Sekarang ini Randai kembali dipopulerkan oleh Televisi Lokal, TV Padang dengan mengambil lokasi shooting di Pantai Padang (Taplau) dan berdampak pada perkembangan grup Randai yang lain.