Wednesday, July 4, 2012

Dieng Culture Festival III, 2012




Dieng Culture Festival merupakan agenda wisata tahunan yang diselenggarakan di Kawasan Dataran Tinggi Dieng yang menampilkan berbagai acara seni budaya. Dieng terletak di Kabupaten Banjarnegara, berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo yang selama ini lebih dikenal sebagai pintu masuk ke Dataran Tinggi Dieng. Dengan ketinggian 2000 dpl dapat dipastikan suhu udara menggigit tulang, malam hari bisa mencapai 5 derajat C bahkan ketika musim kemarau di bulan Juli – Agustus dapat terjadi pembekuan embun di pagi hari. Mayoritas penduduk Dieng adalah petani dengan komoditas terbesar berupa kentang. Ada pula beberapa jenis tanaman yang hanya bisa dijumpai tumbuh di daerah ini seperti carica (papaya mini) dan purwaceng ( tanaman herbal) yang dipercaya menambah stamina.

Pada DCF III yang berlangsung tgl 30 Juni – 1 July yll, hari pertama diisi dengan rangkaian acara berupa jalan sehat, minum purwaceng bersama, pagelaran pentas seni budaya tradisional Dieng, dan pameran produk unggulan Dieng dan Banjarnegara, pesta kembang api dan wayang kulit hingga tengah malam. ( pic 10 - 25)



Hari kedua merupakan puncak acara yang ditunggu-tunggu yaitu prosesi pemotongan rambut gimbal (ruwatan). Seperti di ketahui di daerah Dieng ada fenomena anak-anak yang berambut gimbal ( gembel). Biasanya diawali dengan gejala panas tinggi dan ketika sembuh rambut mereka menjadi gumpalan, seperti alur tumbuhan kacang panjang atau kusut pada tempat tertentu dalam jangka waktu yang lama. Walaupun rambut tersebut dipotong maka akan tumbuh gumpalan lagi hingga harus diadakan ruwatan dengan mengabulkan permintaan si anak tersebut.

Menurut cerita mbah Naryono, sang pemangku adat Desa Dieng Kulon, rambut gimbal ini berasal dari Ratu Laut Kidul yang di titipkan kepada Tumenggung Kolo Dete yaitu seorang panglima yang mengasingkan diri ke kawasan dieng dan mempunyai keturunan berambut gimbal. Namun hingga waktu usia 7 tahun anak-anak ini biasanya harus sudah diruwat karena pada umumnya mereka berperilaku nakal.




Prosesi ritual pencukuran diawali dengan kirab atau arak-arakan yang dimulai dari rumah sesepuh pemangku adat menuju Sendang Sendayu (Sendang Maerokoco), sementara ke- enam anak yang akan diruwat itu duduk diatas andhong diiringi tari- tarian berkeliling desa

Sendang Sedayu merupakan tempat memandikan sebelum dimulai pencukuran rambut. Ritual ini disebut Jamasan.Terletak di kawasan candi Arjuna, mereka berjalan diiringi musik traditional Gongso

Setelah selesai upacara jamasan, mereka kemudian dibawa menuju tempat pencukuran. Prosesinya dilakukan oleh ketua adat atau tokoh masyarakat

Terakhir rambut gimbal yang telah dipotong itu kemudian akan di larung di kali putih yang mengalir ke sungai serayu sampai ke laut selatan sebagai simbol di kembalikan kepada Ratu Laut Kidul.

well..ada pertanyaan? bagaimana ke dieng? di mana nginepnya? dll..dll...? di coment aja ya soalnya ini udah panjang banget




yang pasti akibat temperatur lag saya ga sempat motret landscapenya Dieng yang aduhai. Boro-boro mau liat sunrise dr puncak Sikunir..jadi siapapun yang ngajak lagi kesana, saya akan mengiyakan..* mureeee*

enjoy!