Sunday, April 20, 2008

Another Story from The Other Side of Kapuas....

Tiga hari setelah balik dulu ke basecamp di Jakarta, trus gw melanjutkan perjalanan ke Pontianak. Secara ini schedulenya kerja maka berdua si neng Mei kita berbackpack aja karena dah direpotin bawa in focus and buku-buku yang lumayan berat..

Data dari OneWorld.ca.. mengatakan bahwa di seluruh kabupaten/kota di Kalbar telah ditemukan kasus HIV dan AIDS. Dari 14 kabupaten/kota, Kota Pontianak mencatat angka pengidap terbesar dengan 581 kasus HIV dan 496 AIDS. Menyusul Kota Singkawang dengan jumlah 395 kasus HIV dan 189 AIDS. Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya ditemukan 113 kasus HIV dan 41 AIDS, Sambas 55 HIV dan 9 AIDS, Bengkayang ditemukan 5 kasus HIV dan 8 AIDS, Landak 12 HIV dan satu AIDS serta Ketapang dan Kayong Utara ditemukan 27 HIV dan 8 AIDS. Virus HIV/AIDS juga sudah masuk ke wilayah timur Kalbar. Kabupaten Sintang dan Melawi penularannya lebih menonjol mencapai 27 kasus HIV dan 8 AIDS, Sanggau dan Sekadau ditemukan 18 virus HIV dan 2 AIDS. Di kabupaten paling timur, Kapuas Hulu mencatat 2 HIV dan 3 AIDS. Jumlah keseluruhan berdasarkan data 1993 hingga Desember 2007, HIV 1.235 kasus dan AIDS 765 kasus. Dari data terakhir bulan Desember 2007 ini rekan kami dilapangan masih saja sulit melakukan penjangkauan dilihat dari peserta yang mengikuti pelatihan ini baru mendapat tambahan dari 3 kabupaten baru. Sangat disayangkan mengingat pentingnya informasi mengenai HIV adalah hal yang mendasar untuk menekan laju pertumbuhan kasus HIV baru. Tapi ini kasus klasik sih ga cuma di Kalbar aja..

Kota Pontianak dikenal juga sebagai Kota Khatulistiwa karena terletak di atas garisan Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument yang berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara ke arah kota Mempawah merupakan icon dari kota tersebut. Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain disekitar tugu. Setiap tanggal 21 -23 Maret dan 21-23 September setiap tahun diperingati hari kulminasi matahari di tempat ini, yakni matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa sehingga bayangan benda di tempat ini hilang.

Yang asiknya kita nginep pas disamping Pelabuhan Indonesia yang secara notabene ada ditepian Sungai Kapuas.. the longest river in Indonesia, dengan panjang total 1.143km. Take a look deh meskipun airnya ga jernih tapi ini merupakan essensi penting bagi transportasi air di kalbar pada khususnya karena beberapa daerah lebih mudah dicapai melalui sungai ini..

Pontianak lumayan panas meskipun kadang – kadang disertai hujan local..Cindera mata yang khas dari kota ini adalah miniatur tugu katulistiwa sementara yang lainnya banyak didatangkan dari propinsi tetangga yang tentu aja sebagai pemerhati “label harga” gw menyarankan lebih baik beli  di negeri asal deh. Mungkin lebih baik oleh – oleh makanan kali ya. Sejauh pengamatan mata selain lempok (dodol duren khas Pontianak) banyak banget makanan dari negeri Jiran karena dekat dengan perbatasan negara tsb.

Kalau mau beli oleh – oleh pergi aja ke Toko Kaisar yang ada di jl. gajahmada, disitu banyak banget makanan yang bisa dijadikan oleh – oleh..or jalan sedikit ke sampingnya ada deretan kios – kios yang ada di jl. Sisingamangaraja, ada kemplang, lempok, ikan asin..banyak deh. Oleh – oleh lainnya mungkin bisa bawa lapis legit khas Pontianak atau kue Bingka..weehh..pokoknya buat yang doyan makan di Pontianak ini banyak banget pilihan…Wisata kulinernya yang ngetop adalah Kue Tiaw Pontianak dan Burik (Bubur Ikan)..tapi pas gw datang buat makan Burik, dia dah tutup..terang aja gw datengnya jam 01.00 dinihari…

 

 

 

 

 

 

3 comments:

Iken Margaretha said...

hahaha....geblek..sementara tukang buriknya bukanya jam 9 pagi...dodol...

Balek Kampong said...

wah,..mampir sebentar aja, tulisannya udah keren begitu. Apalagi kalo udah stay lamaan dan minum air kapuas, pasti bukan yang other side...
salam hangat kami

francesca ken said...

pokoknya daku masih penasaran sama kue lapis legit yang dibawa orang di bandara itu dan tentu aja Burik...nanti di "guide" in ya ...