Wednesday, June 9, 2010

Hunting Racing Dholpins at Kiluan Bay, Lampung

.
Saya katakan  bahwa trip kali ini benar-benar “racing”.

1. First we have to wake up early in the morning untuk mencapai tujuan utama, karena perjalanan yang lumayan panjang untuk menuju tengah samudera di mana habitat dholpins itu biasanya berada. (mm..mungkin kalau kesiangan para dholpins itu pasti punya kesibukan lain :P)
...



2. Second, di tengah perjalanan banyak sekali berpapasan dengan rombongan lain yang mempunyai niat sama sehingga iring-iringan perahu ….kami seperti sedang berlomba.

3. Tentu saja adrenalin racing antara terombang- ambing di samudera lepas dengan fasilitas seadanya, euphoria melihat kawanan dholpins dan kesadaran untuk segera menekan tombol shutter sebelum mereka menghilang kembali ke bawah laut..


Dan taraaaaa……tentu saja dari sejuta jepretan cuma beberapa buah “snap” yang bisa di katagorikan sebagai “shot”  dan  tentu saja bukan yang terbaik ( that’s why saya ga lolos2 audisi tim jelajah NG :P)


Dimana sih?
Teluk Kiluan terletak di Propinsi Lampung, Kabupaten Tanggamus, Kecamatan Kelumbayan dan tentu saja dicapai dari de
sa terdekat yaitu Desa Kiluan Negeri dimana first enter ke desanya agak-agak kaget melihat banyaknya sesajen di pingir jalan dan beberapa bangunan pura. Desa Kiluan pada awalnya di huni oleh para pendatang dari Bali. Ok, no wonder.



Tahun 2007 Desa ini baru mulai mengalami pemekaran sehingga infrastruktur dan fasilitas umum masih sangat minim. Hanya beberapa rumah penduduk yang menggunakan listrik sehingga keadaan di desa itu masih gelap di malam hari.
 “40 KK di sini beragama Hindu “ kata pak Kadek, kepala desa keturunan Bali yang rumahnya kita jadikan basecamp selama 3 hari,” dan mereka semua adalah keturunan dari pendatang asli pertama di desa ini”.


Selain sebagai nelayan, penduduk Desa Kiluan bermata pencaharian sebagai petani. Awalnya cengkeh yang menjadi komoditas utama namun sekarang banyak yang menanam coklat. Bahkan Pak Kadek sendiri bercocok tanam jahe  yang di jual ke Jakarta seminggu sekali.  

How to Get There?
Kebetulan kemarin (as usual) dari comparing budget yang di buat diputuskan lebih berhemat dengan menyewa kendaraan
dari Jakarta. Dengan menggunakan Ferry dari Pelabuhan Merak bertolak kurang lebih 2 jam menuju Bakahuni, Lampung. Perjalanan darat di lanjutkan 4 – 5 jam (tergantung berapa kali mampir di Indomart :P) hingga desa terakhir yaitu Desa Bawang di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran. Uniknya meskipun jalan berkelok-kelok dan tidak begitu mulus- malah boleh di bilang ga mulus – pemandangannya cukup bervariasi mulai dari perkampungan dengan rumah panggung, hamparan sawah yang bikin imajinasi menari-nari untuk motret di situ, juga melewati 2 tambak yang besar yaitu tambak udang dan ikan kerapu (katanya).
Agak kurang informatif nih kalau ngeteng alias naik kendaraan umum. Katanya  ada travel Bandar Lampung – Kiluan dengan biaya 45rb oneway. Dengar-dengar juga dari desa Bawang itu bisa naik ojek ongkosnya 25rb. Sarannya sih emang mending rombongan kesini selain bisa rent  a car patungan, di desa kiluannya kita juga bisa sharing ketika sewa jungkung untuk wisatanya. Disarankan juga kendaraannya kalau bisa yang 4WD  :P..(ga lah kemaren juga kita pake ELF).  

What Should Do at There?
Tentu saja janjinya adalah melihat lumba-lumba dari d
ekat, bahkan sangat dekat. Bayangkan mereka berada disamping perahu kita dan jumlahnya bukan hanya 1 atau dua ekor melainkan kelompok. Bayangkan juga selain dikawal lumba-lumba kadang ada kawanan yang pamer dengan meloncat di depan mata. So now you can imagine bagaimana bisa kita mengatasi perasaan yan berkecamuk antara amaze liat mereka dan mengabadikannya.



Sementara ini tercatat ada dua jenis lumba-lumba yang terdapat di perairan Teluk Kiluan ini yaitu Turpiops Truncatus yang berciri fisik kepala bulat dan agak kalem, ini yang peling sering mengawal perahu nelayan. Kemudian yang agak-agak narcis tadi adalah dholpin jenis Stenella Longirostris yang dari namanyanya aja emang agak-agak atraktif sehingga sering membuat gerakan melompat di udara. Sering juga di sebut Spinner Dholpin.

Selain itu tentu saja kalau kamu suka snorkeling jangan lupa
bawa peralatan snorkeling karena akan rugi bandar kalau sampai ga nyebur. Karena disini saya harus mengambil beberapa dokumentasi tentu saja saya ga bisa nyebur (alasan klasik :P). Cuma menurut teman-teman pemandangan under waternya sih biasa aja (ga tau dalam skala apa dan di bandingkan dengan perairan mana karena terus terang saya cuma sekali aja pernah snorkeling di p.sanghyang dan itupun karena di ceburin…)
.


Lainnya? Ya main di pantai donggg..namanya juga ke pantai :P

Akomodasi

Hanya ada satu penginapan di Pulau Kiluan yang terletak 15 menit
dari Desa Kiluan dengan menyeberang menggunakan Jukung. Reserve dari jauh-jauh hari karena sekarang ini Kiluan ramai sekali on weekend.  

Do and Don’t To get There
1. Paling enak diusahakan sampai Desa Kiluan sore jangan s
ampai gelap karena kondisi jalanan. Jadi aturlah perjalanan anda sedemikian rupa. Yang mau contekan boleh japri :P

2. Don’t forget untuk sering-sering mampir di Indomart karena kalau sudah sampai sana agak-agak susah cari pisau cukur (ok. Agak ga penting sih). Maksudnya sebaiknya perbekalan di prepare dari awal meskipun untuk makan sehari- hari kita bisa minta masakin penduduk local dengan rate 15.000/kali makan (agak maharani ya.namanya juga jauh dari peradaban).

3. Untuk melihat lumba-lumba kita di haruskan berangkat pagi-pagi max jam 6.00. 1 buah jungkung bisa memuat 3 – 4 orang incl nelayannya. Biayanya 7rb/org (ternyata salah dan udah di ralat harganya di bawah sama jeung ini)



4. Bawa handycam atau kalau masih newbie SLR mending pake pocket aja deh. Serius. Kayak gw nih, sok2an malah ga dapet gambar bagus karena mau set manual tar keburu ditinggal lumba-lumba nyelam..mau set auto ga puas (dan tetap aja ga dapet) belum lagi shaking akibat terombang-ambing, karena mau ga mau pake lensa tele supaya dapet lumba-lumba yang kadang-kadang nongol di kejauhan (contohnya foto diatas )

5. Layaknya di rumah orang, tentu saja be kind and friendly dengan penduduk setempat. Tentu saja ini juga untuk menjaga image, karena Kiluan akhir-akhir ini sering didatangi wisatawan, dengan harapan mereka ga merubah sikap dalam menghadapi turis ( tau lah fenoma daerah wisata baru di Indonesia)

wanna see the happy faces? cek in here...



12 comments:

Yuli Ani said...


3. Untuk melihat lumba-lumba kita di haruskan berangkat pagi-pagi max jam 6.00. 1 buah jungkung bisa memuat 3 – 4 orang incl nelayannya. Biayanya 7rb/org.

koreksi ; kapal 350rb, hanya muat 3-4 org...bagi deh tuh brp perorang

francesca ken said...

serius lo, nek??kalau gitu mungkin karena kemaren gw kasih no HP ke abangnya kali *blushing*..baiklah..maaf saudara2 sekalian. aku salah..*tertunduk ala LunaMaya*

youfeta devy said...

Wah harganya sudah komersil gitu kah?

Yuli Ani said...

yah secara elo kaga turun sementara kita byayakan...lo 22 an ama abang perahu....prikitiuuuuw

francesca ken said...

Youfy..Devy..(hallah sopo sih manggil kowe) tau ga, dulu khan waktu liat foto2 dikau di Kiluan yang bikin ngiler...baru kesampaian nihh..trus tapi lumba2nya sombong..hikss
iya sekarang udah sangat komersil..mahal yo? *dan tetap iri pada foto2 Kiluan mu*

francesca ken said...

dan membuat amaze orang-orang karena aku tetap kering kerontang sampai rumah bu Lurah lagi...

youfeta devy said...

Khahaha.. Gue jg tergiur dari MPnya si Obby dan amazed dgn lumba2nya, tapi ternyata dpt yg lain.. Ya syukur Alhamdulilah :p. Yg penting pengalaman naik perahu kecil di tengah lautnya sambil motret itu hehe..

Cie' Kusnan said...

1. Informative deh kamu...
2. laut..! huuh.. asik..! ngarep banget bisa ke sana bawa the kidos..
3. aku jealous kamu kerjanya jalan2 terus.. he he he..
4. of coz mizz u..

francesca ken said...

1.ndak bisa bawa kidos kykna agak2 scary..huuu..
2. mbok ya ayo jalan-jalan bareng
3. mizz u tooo...mwah..mwahh

Hellena Maria said...

sumpah! poin paling penting dalam perjalanan ini adalah: Jangan lupa beli cukuran :p
karna ga mau kan dipoto di pantai ala Eva Arnaz???? :D wakakkakaka

francesca ken said...

terimakasih explainnya, Eva ....kamu selalu bisa lebih berterus terang

Cie' Kusnan said...

Kapan mau jalan lagi??? Aku ikuuuuttttt...!