Wednesday, November 20, 2013

Teluk Kiluan - TeerSheet


(For GetAway! Magazine, September'13)




Tak pernah ada kata berhenti untuk menyaksikan keindahan pantai di Indonesia. Salah satunya adalah Teluk Kiluan yang berada di barat daya Kota Lampung, tepatnya di Kabupaten Tanggamus Kecamatan Kelumbayan.  Untuk menuju Desa Kiluan yang berjarak sekitar 90km dari Bandar Lampung memang tidak mudah.  Jalan tidak beraspal, berbatu dan berkelok-kelok naik turun bukit adalah kenyataan yang harus di lalui jika ingin mengunjungi Kiluan. 

Karena sampai saat ini belum ada angkutan umum untuk menuju Kiluan sebenarnya cara yang paling simple adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi, dan tentunya tidak disarankan jenis sedan. Yang saya lakukan bersama teman- teman kemarin adalah menyewa kendaraan. Setelah menempuh perjalanan dengan menyeberang Selat Sunda selama 2 jam dari pelabuhan Merak Banten, kami tiba di Pelabuhan Bakauheni Lampung dan perjalanan di mulai dengan menyusuri pesisir pantai di barat daya kota Lampung menuju Teluk Betung hingga tiba di Pantai Cermin. Dari Bandar Lampung ke Pantai Cermin memakan waktu kira- kira 2 jam. Bersiap- siaplah untuk off road dari sini sampai  Desa Bawang yang merupakan gerbang menuju Teluk Kiluan. Beberapa petunjuk jalan sering kali  kita jumpai.  Anggap saja itu  sebagai penghiburan bahwa sebentar lagi kita akan sampai. Pemandangan sepanjang jalan cukup bervariasi, mulai dari perkampungan dengan rumah panggung, hamparan sawah dan beberapa tambak udang dan ikan.

Sedikitnya setelah  4 jam akhirnya kami melihat juga gapura bertuliskan “ Selamat Datang di Teluk Kiluan” dengan  latar belakang Teluk Kiluan dan Pulau Kiluan. Aroma laut mulai tercium.  Memasuki Desa Kiluan Negeri sebagai desa terakhir untuk menuju Pulau Kiluan yang terletak di tengah teluk, saya agak sedikit heran melihat banyaknya sesaji  dan beberapa bangunan pura.

“ 40 Kepala Keluarga disini beragama Hindu. Dan mereka  semua adalah keturunan dari pendatang asli pertama di desa ini ” Pak Kadek, yang waktu itu menjabat sebagai Kepala Desa menjelaskan. Pak Kadek sendiri berdarah Bali dan kami menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal walaupun kami lihat ada sebuah cottage di ujung pantai . Baru pada tahun 2007 desa ini mengalami pemekaran sehingga infrastuktur dan fasilitas umum masih sangat minim. Beberapa rumah penduduk menggunakan generator. Walaupun dengan kondisi yang serba minim ini namun tak membendung keinginan para pelancong untuk mengunjungi Teluk Kiluan.

Selain panorama alam yang mengesankan, hampir setiap pagi hari kawanan lumba-lumba beratraksi di teluk ini.  Ya, Teluk Kiluan tercatat sebagai tempat  habitat lumba- lumba terbesar bukan hanya di Indonesia  namun di dunia.  Sementara ini tercatat ada dua jenis lumba-lumba yang terdapat di perairan Teluk Kiluan yaitu Turpiops Truncatus atau lumba-lumba kepala botol. Ini adalah jenis lumba-lumba yang sering mengawal perahu nelayan.  Jenis lainnya adalah Stenella Longirostris yang sering membuat gerakan melompat di udara dan sering di sebut Spinner Dholpin. 
Karena lumba-lumba hanya muncul di pagi hari maka keesokan harinya kami sudah siap dengan jaket pelampung. Deretan cadik ( jukung) , perahu traditional yang ditempeli motor, berjejer rapi di tepi pantai  siap mengantar kami ke tengah laut. Jukung ini hanya muat menampung 4 orang termasuk pengemudi dengan membayar Rp.250.000/kapal.
Laut yang tenang adalah yang disukai lumba-lumba yang hidup berkelompok. Perahu diarahkan ke tengah samudera luas dan tidak beberapa lama terlihat puluhan lumba-lumba mulai bermunculan seolah menyambut kami. Excited, mungkin itu rasanya ketika melihat mereka bergerak lincah dan menari di samping perahu. Mereka tampak begitu menggemaskan.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Kiluan adalah pada saat musim kemarau. Perairan yang hangat menjadikan teluk ini sebagai jalur migrasi kawanan lumba-lumba ke Samudera Hindia.  Namun tidak perlu berkecil hati kalau kita tidak bisa menemui lumba-lumba karena kita masih bisa menikmati pasir putih di Pulau Kiluan yang  terletak di tengah teluk. Dari Desa Kiluan kita bisa menggunakan Taxi Jukung untuk menyeberang dengan membayar Rp.10.000/org. Pulau yang dikenal juga dengan nama Pulau Kelapa ini memiliki pasir putih  alami.  Airnya berwarna hijau kebiruan dengan banyak terumbu karang, bintang laut dan berbagai ikan hias. Snorkeling menjadi wajib hukumnya untuk menikmati semua keindahan itu.  Di Pulau Kiluan sendiri terdapat sebuah cottage dengan beberapa kamar yang bisa ditempati 4- 5 orang/ kamarnya dengan biaya sebesar Rp. 200.000/kamar. Ingin menikmati tidur di bawah langit penuh bintang? Tidak usah khawatir. Kita bisa mendirikan tenda di pulau ini dengan membayar restribusi sebesar Rp. 60.000.
Semua perjuangan untuk mencapai salah satu pelosok di negeri ini terbayar dengan eksotisme Teluk Kiluan yang mempesona.  Dan tak henti-hentinya saya bersyukur memiliki negeri yang indah ini.


Akomodasi:
Cottage di Desa Kiluan, Pak Sarmin (081272283879) harga sewa Rp.300.000/malam, menyediakan makan dengan biaya Rp.15.000/1x makan
Cottage di Pulau Kiluan , Pak Choiril Anwar ( 081377695200)
Pak Dirham : 081369991340/ bang_dir@yahoo.com juga melayani pengantaran ke Teluk Kiluan dengan kendaraan ELF berkapasitas 10 orang, biaya Rp. 600.000,-


-----0000-----

No comments: